
Perbedaan Pelembab vs Moisturizer
Pernahkah Anda merasa bingung dengan istilah pelembab dan moisturizer, kali ini kita akan bahas perbedaan Pelembab dan Moisturizer.
Kita sering menjumpai kedua istilah ini dalam dunia perawatan kulit, bahkan seringkali digunakan secara bergantian.
Padahal, meskipun tujuan akhirnya sama yaitu menjaga kelembaban kulit kedua produk ini memiliki mekanisme kerja dan komposisi yang berbeda.
Memahami perbedaan mendasar antara pelembab dan moisturizer sangat penting dalam memilih produk perawatan kulit yang tepat dan optimal untuk jenis kulit kita.
Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat menciptakan rutinitas perawatan kulit yang efektif dan memberikan kulit nutrisi yang dibutuhkannya untuk tetap sehat, terhidrasi dan bercahaya.
Artikel ini akan menguraikan empat perbedaan kunci antara pelembab dan moisturizer, membantu Anda memahami perbedaan tersebut dan memilih produk yang tepat untuk kebutuhan kulit Anda.
Ingat, kulit sehat adalah investasi jangka panjang untuk penampilan dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Mari kita mulai menjelajahi dunia pelembab dan moisturizer agar kita dapat merawat kulit dengan lebih baik!
1. Mekanisme Kerja Mengunci Kelembaban dari Dalam dan Luar
Perbedaan paling mendasar terletak pada bagaimana pelembab dan moisturizer bekerja untuk menghidrasi kulit. Moisturizer, seperti namanya, fokus pada hidrasi kulit.
Ia bekerja dengan dua cara pertama dengan menarik kelembaban dari lingkungan sekitar dan lapisan kulit yang lebih dalam.
Bahan humektan, seperti asam hialuronat, gliserin dan urea, bertindak seperti magnet yang menarik molekul air.
Bayangkan seperti spons yang menyerap air humektan inilah yang berperan sebagai spons tersebut, menarik air dari udara lembap atau dari lapisan dermis (lapisan kulit bagian dalam) ke lapisan epidermis (lapisan kulit terluar).
Kedua, setelah menarik kelembaban, moisturizer mengunci kelembaban tersebut agar tidak menguap.
Bahan bahan seperti emolien misalnya, shea butter, minyak jojoba atau ceramide membentuk lapisan pelindung di permukaan kulit, mencegah penguapan air.
Dengan demikian, moisturizer menjaga kulit tetap lembap dari dalam dan luar, efektif untuk kulit yang dehidrasi.
Sebaliknya, pelembab bekerja lebih pada perlindungan dan pemeliharaan kelembaban alami kulit.
Pelembab menciptakan lapisan pelindung di permukaan kulit seperti lapisan selimut tipis untuk mencegah hilangnya air melalui penguapan.
Ia tidak secara aktif menarik kelembaban seperti moisturizer, melainkan berfokus pada menjaga kelembaban yang sudah ada di dalam kulit.
Komposisi pelembab seringkali kaya dengan emolien yang membentuk lapisan oklusif (penutup) di permukaan kulit.
Selain itu, banyak pelembab modern juga mengandung bahan bahan aktif lainnya yang bertujuan memperbaiki skin barrier, mengurangi peradangan atau mengatasi masalah kulit spesifik seperti jerawat atau penuaan dini.
Produk produk seperti pelembab Wardah, Emina atau Garnier seringkali menggabungkan fungsi perlindungan dan perawatan kulit dalam satu kemasan.
Baca juga : Perbedaan Seger Snow Pink dan Kuning, pilih mana
2. Komposisi Bahan Aktif Humektan vs Emolien dan Bahan Aktif Lainnya
Perbedaan dalam cara kerja juga tercermin dalam komposisi bahan aktifnya. Moisturizer umumnya kaya akan humektan bahan bahan yang menarik dan mengikat air.
Kita dapat menemukan berbagai humektan pada label produk moisturizer, misalnya, asam hialuronat yang terkenal dengan kemampuannya menahan air hingga 1000 kali beratnya sendiri.
Gliserin yang menarik kelembapan dari udara dan lidah buaya yang memiliki sifat melembapkan dan menenangkan kulit.
Selain humektan, moisturizer dapat juga mengandung emolien dalam jumlah lebih sedikit untuk membantu mengunci kelembapan yang telah ditarik.
Sementara itu, pelembab lebih sering diformulasikan dengan konsentrasi emolien yang lebih tinggi.
Emolien seperti minyak, mentega (shea butter, cocoa butter) dan ceramide berperan utama dalam membentuk lapisan pelindung di permukaan kulit.
Emolien ini menciptakan penghalang yang mencegah hilangnya air dan melindungi kulit dari pengaruh lingkungan eksternal seperti polusi dan sinar matahari.
Selain emolien, pelembab seringkali mengandung berbagai bahan aktif lain yang disesuaikan dengan fungsi dan manfaatnya.
Sebagai contoh, pelembab untuk kulit berjerawat mungkin mengandung salicylic acid atau benzoyl peroxide, sedangkan pelembab anti aging mungkin mengandung retinol atau niacinamide.
Perbedaan komposisi ini sangat penting diperhatikan untuk menyesuaikan pilihan produk dengan jenis kulit dan kebutuhan spesifik kita.
Baca juga : Perbedaan Whitening dan Brightening
3. Tekstur dan Sensasi di Kulit Ringan vs Lebih Berat
Perbedaan komposisi bahan aktif juga mempengaruhi tekstur dan sensasi produk di kulit.
Moisturizer umumnya memiliki tekstur yang lebih ringan, seperti gel atau lotion yang cepat menyerap.
Formula yang ringan ini membuatnya ideal untuk digunakan di bawah makeup atau untuk kulit berminyak, karena tidak akan meninggalkan rasa lengket atau berat di kulit.
Mereka cenderung lebih mudah diaplikasikan dan tidak menimbulkan rasa berminyak berlebih di kulit.
Pelembab, di sisi lain, bisa memiliki tekstur yang lebih bervariasi, mulai dari krim yang kaya dan kental hingga lotion yang lebih ringan.
Tekstur yang lebih berat ini umumnya disebabkan oleh konsentrasi emolien yang lebih tinggi yang diperlukan untuk membentuk lapisan pelindung yang efektif.
Pelembab krim, misalnya, seringkali memberikan rasa kenyang dan nyaman pada kulit, sangat cocok untuk kulit kering dan sensitif yang membutuhkan hidrasi intensif.
Namun, tekstur yang lebih kaya ini mungkin kurang ideal untuk kulit berminyak yang mudah berjerawat. Tekstur juga bergantung pada formulasi dari berbagai merek.
4. Waktu Pemakaian dan Penggunaannya Fleksibel vs Rutin Teratur
Penggunaan pelembab dan moisturizer juga berbeda. Moisturizer dapat digunakan kapan saja kulit terasa kering atau dehidrasi.
Anda dapat menggunakannya sebagai pelembap kilat di siang hari atau sebagai tambahan lapisan hidrasi di malam hari. Penggunaannya lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kulit.
Pelembab, karena fungsinya yang lebih fokus pada perlindungan dan perawatan, umumnya digunakan sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit harian.
Aplikasinya yang terjadwal, biasanya pagi dan malam hari, memastikan kulit terlindungi secara konsisten.
Pelembab pagi hari seringkali mengandung tabir surya untuk perlindungan dari sinar UV.
Sementara pelembab malam hari mungkin mengandung bahan bahan aktif yang bekerja lebih efektif selama proses regenerasi kulit di malam hari.
Penggunaan secara rutin dan terjadwal inilah yang memastikan manfaat maksimal dari pelembab tersebut.
Konsultasikan dengan beauty influencer Indonesia kesayangan Anda untuk rekomendasi pemakaian yang lebih spesifik.
Kesimpulan
Meskipun seringkali digunakan secara bergantian, pelembab dan moisturizer memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara kerja, komposisi, tekstur dan cara pemakaiannya.
Memahami perbedaan ini akan membantu Anda dalam memilih produk yang tepat dan menciptakan rutinitas perawatan kulit yang efektif untuk menjaga kulit tetap sehat, terhidrasi dan bercahaya.
Ingatlah bahwa penggunaan pelembab dan moisturizer secara bersamaan dapat memberikan hasil yang optimal dengan moisturizer yang menghidrasi dari dalam dan pelembab yang melindungi dan merawat dari luar.
Pilih produk yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhan Anda dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli dermatologi untuk mendapatkan rekomendasi yang personal.