
Memahami Beda Oli Samping dan Oli Mesin
kali ini kita akan mencoba mempelajari apa perbedaan oli samping dan oli mesin, kapan kita menggunakan kedua oli ini.
Kita sering mendengar istilah oli mesin dan oli samping, terutama bagi para pemilik kendaraan roda dua.
Namun, pemahaman mendalam tentang perbedaan keduanya seringkali masih samar. Lebih dari sekadar pelumas, oli mesin dan oli samping memiliki peran krusial dalam menjaga performa dan usia pakai mesin kendaraan kita.
Artikel ini akan menguak perbedaan kunci antara kedua jenis oli ini, perbedaan yang mungkin luput dari perhatian banyak orang, membuka tabir misteri seputar perawatan mesin kendaraan Anda. Mari kita telusuri seluk beluknya bersama
1. Metode Pelumasan
Perbedaan mendasar pertama terletak pada bagaimana oli tersebut melakukan tugasnya. Oli mesin bekerja dalam sistem pelumasan tertutup.
Ia bersirkulasi melalui saluran saluran khusus di dalam mesin, melumasi komponen komponen seperti poros engkol, connecting rod dan camshaft.
Sistem ini memastikan setiap bagian yang bergerak mendapatkan pelumasan yang cukup, mengurangi gesekan dan keausan.
Bayangkan sistem ini seperti aliran darah dalam tubuh kita, mengirimkan nutrisi (pelumasan) ke seluruh organ (komponen mesin).
Sebaliknya, oli samping yang terutama digunakan pada mesin 2 tak, bekerja dengan cara yang berbeda. Oli samping dicampur langsung dengan bahan bakar sebelum masuk ke ruang bakar.
Artinya, oli ini terbakar bersama bahan bakar, sekaligus melumasi komponen komponen mesin di dalam ruang bakar seperti piston dan dinding silinder.
Sistem ini lebih sederhana, namun juga lebih rentan terhadap pengendapan karbon dan memerlukan perhatian ekstra pada rasio pencampuran oli dan bensin, salah sedikit saja, mesin bisa bermasalah.
Bayangkan ini seperti menggunakan bahan bakar terintegrasi bahan bakar sekaligus pelumas.
Baca juga : Perbedaan Oli Mineral dan Sintetik
2. Komposisi Kimia dan Sifat Fisik
Oli mesin dan oli samping memiliki komposisi kimia yang berbeda, menghasilkan sifat fisik yang juga berbeda. Oli mesin dirancang agar memiliki kekentalan yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
Ini penting karena oli mesin harus mampu melumasi komponen mesin yang berputar dengan kecepatan tinggi dan suhu yang ekstrem.
Kekentalannya diukur dengan angka SAE (Society of Automotive Engineers), misalnya 10W 40 yang menunjukkan viskositas pada suhu rendah dan tinggi.
Oli samping, di sisi lain, harus memiliki kekentalan yang lebih rendah dan titik didih yang lebih rendah agar dapat terbakar sempurna bersama bahan bakar.
Jika oli samping terlalu kental, ia tidak akan terbakar sepenuhnya, menyebabkan pengendapan karbon yang berlebihan dan kerusakan mesin.
Karena terbakar bersama bahan bakar, oli samping cenderung lebih ringan dibandingkan oli mesin. Pilihan yang tepat dari kekentalan oli samping sangat penting untuk menjamin kinerja mesin 2 tak yang optimal.
3. Dampak Lingkungan
Perbedaan komposisi kimia juga berdampak pada lingkungan. Oli mesin yang modern diformulasikan untuk meminimalkan emisi gas buang yang berbahaya.
Standar kualitas seperti API (American Petroleum Institute) dan JASO (Japanese Automotive Standards Organization) kini mengutamakan oli yang ramah lingkungan dengan kandungan sulfur dan fosfor yang rendah.
Pada oli samping, meskipun teknologi telah maju, proses pembakaran yang melibatkan pencampuran langsung dengan bensin masih menghasilkan emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oli mesin pada mesin 4 tak.
Ini karena sebagian oli samping tidak terbakar sempurna, melepaskan partikel karbon dan zat zat berbahaya ke atmosfer.
Penggunaan oli samping dengan standar JASO yang lebih tinggi (misalnya, JASO FD) dapat membantu mengurangi dampak lingkungan ini.
Baca juga : Perbedaan Oli Shell Biru dan Kuning
4. Interval Penggantian
Interval penggantian oli mesin dan oli samping sangat berbeda. Oli mesin, baik untuk mesin 2 tak maupun 4 tak, harus diganti secara berkala, sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan.
Interval penggantian ini, misalnya tiap 5.000 km atau 6 bulan, bergantung pada jenis oli, kondisi penggunaan kendaraan dan jenis mesin Anda.
Untuk oli samping, penggantian lebih berkaitan dengan penambahan rutin ke dalam tangki bahan bakar sesuai dengan rasio campuran yang disarankan.
Meskipun demikian, penting untuk selalu menggunakan oli samping yang berkualitas baik dan memperhatikan rasio pencampuran yang tepat untuk mencegah kerusakan mesin.
Terlalu banyak oli samping dapat menyebabkan busi basah dan mesin mati, sementara terlalu sedikit dapat mengakibatkan ausnya komponen mesin vital.
Tabel Perbedaan Oli Samping dan Oli Mesin
Fitur | Oli Mesin | Oli Samping |
Metode Pelumasan | Sistem tertutup, sirkulasi terkontrol | Sistem campuran, terbakar bersama bensin |
Fisik | Kekentalan tinggi, titik didih tinggi | Kekentalan rendah, titik didih rendah |
Dampak Lingkungan | Emisi relatif rendah | Emisi relatif lebih tinggi |
Interval Penggantian | Penggantian berkala, sesuai rekomendasi | Penambahan rutin, sesuai rasio campuran |
Kesimpulan
Memahami perbedaan mendasar antara oli mesin dan oli samping sangat penting untuk perawatan mesin kendaraan yang optimal.
Jangan anggap remeh peran masing masing, karena ketidaktepatan dalam menggunakan jenis dan jumlah oli yang benar dapat berujung pada kerusakan mesin yang mahal.
Semoga artikel ini membantu Anda menjadi lebih bijak dalam merawat kendaraan kesayangan Anda.