Perbedaan Whitening dan Brightening

Perbedaan Whitening dan Brightening. Terlihat dari perawatan, mekanisme kerja, bahan aktif, efek samping, kandidat dan kontradikasi pengguna

Memahami Apa saja Beda Brightening dan Whitening

Kali ini kita akan mencoba mengenal Perbedaan Whitening dan Brightening, bagai mana tips dan triknya untuk merawat kulit.

Mendambakan kulit wajah yang cerah dan bercahaya. Seringkali kita dihadapkan pada dua istilah dalam dunia perawatan kulit brightening dan whitening.

Meskipun kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian, pemahaman yang tepat tentang perbedaan mendasarnya sangat krusial dalam memilih produk perawatan yang sesuai dengan kebutuhan serta jenis kulit kita.

Pasalnya, penggunaan produk yang salah justru bisa berakibat buruk, mulai dari iritasi ringan hingga masalah kulit yang lebih serius.

Artikel ini akan menguraikan perbedaan mendasar antara brightening dan whitening, membantu Anda untuk membuat keputusan yang tepat dan terinformasi dalam perjalanan perawatan kulit Anda.

Kami akan membahas detail komposisi, efek samping, kandidat pengguna ideal serta durasi penggunaan untuk hasil maksimal.

Ingatlah bahwa konsultasi dengan dokter kulit atau ahli dermatologi sebelum memulai perawatan baru selalu dianjurkan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya bagi kulit Anda.

Lima Perbedaan Utama Brightening dan Whitening

Sebelum kita menyelami perbedaan detailnya, mari kita tentukan dulu garis besar perbedaannya. Perawatan brightening dan whitening memiliki tujuan dan cara kerja yang berbeda.

Brightening berfokus pada peningkatan kecerahan dan keseragaman warna kulit, sedangkan whitening bertujuan untuk mengurangi produksi melanin untuk mendapatkan warna kulit yang lebih terang secara keseluruhan.

Namun, perlu diingat bahwa istilah ini seringkali digunakan secara tumpang tindih dan bisa membingungkan. Oleh karena itu, pemahaman yang menyeluruh sangat penting.

1. Tujuan Perawatan

Brightening bertujuan untuk menciptakan kulit yang lebih cerah, bercahaya dan merata. Ia bekerja dengan mengurangi tampilan ketidaksempurnaan seperti flek hitam, bekas jerawat dan tekstur kulit yang tidak rata.

Brightening meningkatkan luminositas kulit secara keseluruhan, membuat kulit tampak lebih sehat dan bercahaya dari dalam.

Prosesnya difokuskan pada pengurangan hiperpigmentasi dan peningkatan regenerasi sel kulit. Bayangkan kulit Anda seperti kanvas yang telah dihaluskan, warna warnanya menjadi lebih seimbang dan terlihat lebih hidup.

Produk brightening biasanya mengandung bahan aktif seperti vitamin C, niacinamide dan arbutin yang bekerja secara sinergis untuk mencerahkan warna kulit secara merata dan mengurangi tampilan noda noda gelap.

Untuk hasil yang optimal, aplikasikan produk brightening secara rutin dan konsisten.

Whitening, di sisi lain, bertujuan untuk memutihkan kulit, mengurangi produksi melanin secara keseluruhan untuk mendapatkan warna kulit yang lebih terang dari warna alami kulit Anda.

Prosesnya lebih agresif daripada brightening dan seringkali melibatkan bahan aktif yang lebih kuat seperti hydroquinone, meskipun penggunaan hydroquinone sekarang ini diatur secara ketat karena potensi efek sampingnya.

Hasilnya, kulit akan terlihat lebih putih, namun proses ini tidak selalu menangani masalah hiperpigmentasi atau tekstur kulit yang tidak rata.

Perlu dipahami bahwa whitening tidak selalu identik dengan kulit sehat kulit putih pucat belum tentu menandakan kulit yang sehat.

Baca juga : Perbedaan MS Glow dan MS Derm

2. Mekanisme Kerja

Brightening bekerja dengan cara meningkatkan pergantian sel, merangsang produksi kolagen, dan menghambat produksi melanin secara bertahap dan terkontrol.

Bahan aktif seperti vitamin C, niacinamide dan asam glikolat membantu mencerahkan kulit secara merata dan mengurangi munculnya bintik bintik gelap.

Prosesnya lebih lembut dan lebih alami, menghasilkan kulit yang lebih cerah dan bercahaya tanpa mengubah warna kulit secara drastis.

Banyak produk brightening juga diformulasikan untuk melembapkan dan menutrisi kulit, menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan.

Whitening, sebaliknya, bekerja dengan secara langsung menghambat produksi melanin, pigmen yang bertanggung jawab atas warna kulit.

Bahan aktif seperti hydroquinone dan kojic acid bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim tirosinase, yang penting dalam proses pembentukan melanin.

Hal ini menyebabkan pengurangan produksi melanin dan, akibatnya, kulit menjadi lebih terang. Namun, metode ini berpotensi lebih iritatif dan dapat menyebabkan efek samping jika digunakan secara tidak tepat.

3. Bahan Aktif Umum

Produk brightening seringkali diformulasikan dengan bahan aktif seperti vitamin C (asam askorbat), niacinamide (vitamin B3), arbutin, asam azelaic, dan asam glikolat.

Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang kuat, mencerahkan kulit dan meratakan warna kulit. Niacinamide bisa membantu mengurangi hiperpigmentasi dan meningkatkan tekstur kulit.

Arbutin secara alami menghambat pembentukan melanin. Asam azelaic membantu mengurangi peradangan dan hiperpigmentasi.

Asam glikolat membantu mengeksfoliasi sel kulit mati untuk memperlihatkan kulit yang lebih cerah di bawahnya.

Produk whitening, di sisi lain, sering mengandung hydroquinone, kojic acid, dan merkuri (walaupun penggunaan merkuri sangat berbahaya dan dilarang di banyak negara).

Hydroquinone merupakan agen pemutih yang kuat yang secara efektif mengurangi produksi melanin, tetapi dapat menyebabkan iritasi dan hiperpigmentasi pasca inflamasi jika digunakan secara berlebihan.

Kojic acid juga merupakan agen pemutih namun umumnya lebih lembut daripada hydroquinone.

Baca juga : Perbedaan Garnier Light Complete dan Bright Complete

4. Efek Samping

Produk brightening umumnya memiliki efek samping yang lebih ringan, seperti kemerahan ringan atau pengelupasan kulit yang minimal.

Ini biasanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan mengurangi frekuensi penggunaan atau menghentikan penggunaan sementara. Reaksi alergi juga mungkin terjadi, tetapi relatif jarang.

Produk whitening, khususnya yang mengandung hydroquinone atau merkuri, memiliki potensi efek samping yang lebih serius.

Ini termasuk iritasi kulit, hiperpigmentasi pasca inflamasi (terlihat sebagai bintik bintik gelap), dan perubahan warna kulit yang tidak merata.

Dalam kasus yang lebih parah, hydroquinone dapat menyebabkan ochronosis, kondisi kulit yang tidak dapat disembuhkan yang menyebabkan pigmentasi biru kehitaman.

Oleh karena itu, produk whitening harus digunakan dengan sangat hati hati dan di bawah pengawasan dokter kulit.

5. Kandidat dan Kontraindikasi Penggunaan

Brightening cocok untuk sebagian besar jenis kulit, termasuk kulit sensitif, asalkan produk yang digunakan diformulasikan dengan lembut dan tidak mengandung bahan bahan yang berpotensi iritatif.

Meskipun demikian, tes tempel pada area kecil kulit selalu disarankan sebelum penggunaan menyeluruh.

Whitening kurang direkomendasikan untuk kulit sensitif karena potensi iritasi yang lebih tinggi.

Penderita melasma, kondisi kulit yang ditandai dengan bercak cokelat gelap, harus berhati hati karena penggunaan produk whitening yang salah justru dapat memperburuk kondisi kulit mereka.

Wanita hamil atau menyusui juga disarankan untuk menghindari produk whitening karena potensi risiko terhadap kesehatan ibu dan bayi.

Interaksi dengan Produk Lain

Baik produk brightening maupun whitening dapat berinteraksi dengan produk perawatan kulit lainnya.

Misalnya, penggunaan bersamaan dengan retinoid atau AHA/BHA dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, pemakaian tabir surya dengan SPF tinggi sangat penting.

Konsultasi dengan dokter kulit atau ahli dermatologi sangat disarankan untuk memastikan kompatibilitas produk dan menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Durasi Penggunaan untuk Hasil Maksimal

Untuk melihat hasil yang signifikan, penggunaan produk brightening secara konsisten selama beberapa minggu hingga beberapa bulan diperlukan.

Setiap individu akan merespon secara berbeda terhadap perawatan, jadi kesabaran sangat penting.

Untuk produk whitening, lama penggunaannya harus ditentukan oleh dokter kulit, dan harus selalu dipantau secara ketat untuk mencegah efek samping.

Jangan pernah menggunakan produk whitening dalam jangka waktu yang panjang tanpa pengawasan medis.

Sebagai penutup

penting untuk diingat bahwa brightening dan whitening memiliki perbedaan yang signifikan.

Pilihlah produk yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis kulit Anda, dan selalu konsultasikan dengan dokter kulit atau ahli dermatologi sebelum memulai perawatan baru.

Ingatlah bahwa kulit sehat dan bercahaya adalah hasil dari perawatan kulit yang tepat dan holistik, bukan sekedar warna kulit yang lebih terang.

Zul Habibi
Zul Habibi
Articles: 227